Jumat, 22 Agustus 2014

Rasanya masih sangat segar di ingatan, penyelaman terdalam pertama, penyelaman terindah pertama, petualangan underwater di pulau Sambangan-Karimunjawa. Sudah cukup lama sebenarnya, perjalanan itu saya lakukan bersama 5 orang lainnya yang terbentuk sebagai tim selam Wapeala dan kami menamakannya Epusam Transtek (Eksplorasi Pulau Sambangan dan Transplantasi Terumbu Karang), tepatnya tanggal 4-7 Oktober 2013.
Perjalanan kami mulai dari sarang kami di PKM Joglo Undip Pleburan menuju Jepara pukul 1 dini hari tanggal 4 Oktober 2013. Perjalalan yang dingin menggunakan mobil bak terbuka saat banyak orang memilih untuk terlelap di atas kasurnya yang hangat. Kami sampai di pelabuhan Kartini Jepara pukul 3 dini hari. sengaja kami melakukan perjalanan malam hari karena kapal milik PT. Pura Group yang akan kami tumpangi secara gratis akan berlayar pukul 5 pagi hari.

Perjalanan laut terlama pertama yang saya alami, kapal bertolak menuju lautan tepat pukul 5 pagi. Karena kapal yang kami tumpangi adalah kapal barang, yang sengaja menuju Jepara untuk mengambil persediaan makanan bagi Ikan Kerapu yang dibudidayakan di Pulau Sambangan maka kapal singgah dulu di Pelabuhan Ujung Batu Jepara dan baru benar-benar berlayar pukul 8 pagi. 6 jam 30 menit terombang-ambing di lautan, dan pukul 14:30 siang kami sampai di pulau sejuta pesona itu. Bagaimana tidak, pulau Sambangan merupakan pulau terindah pertama yang saya temui. Airnya biru dan sangat jernih, banyak ikan, bahkan kedalaman 10 meter pun terlihat dasarnya. Istimewa.

Misi kami ke pulau Sambangan ini bukan sekedar wisata. Sebagai pendidikan lanjutan divisi selam wapeala, dan setelah melakukan sertifikasi selam, kami bertugas untuk Transplantasi Terumbu Karang dan Pengamatan Budidaya Ikan Kerapu. Pulau Sambangan adalah pulau milik perusahaan Pura Group yang dikelola oleh PT. Pura Baruna Lestari. Setelah melakukan lobby & negosiasi dengan proposal yang kami ajukan, akhirnya kami mengantongi ijin untuk berkegiatan di pulau surga itu. Beruntungnya lagi, perusahaan menyediakan kapal gratis untuk kami tumpangi pulang-pergi, penginapan, dan juga yang terpenting scuba set.

Hari kedua, 5 Oktober 2013. Kami melakukan pengamatan budidaya ikan kerapu yang dipandu oleh mas Dani. Ikan yang memiliki harga jual sangat sangat tinggi, kata mas Dani, bahkan bisa mencapai 2 juta per porsi yang berisi satu ekor di restoran Indonesia. Nah ini dia yang kami tunggu-tunggu, siang harinya, kami melakukan penyelaman dengan kedalaman 10 meter yang dipandu oleh mas Arfian.

Hari ketiga, 6 Oktober 2013. Sejak pagi kami telah bersiap untuk melakukan transplantasi terumbu karang. Kami mempelajari teknik transplantasi sebelum ditanam di laut, jadi transplantasi dilakukan di pos transplantasi.

Siangnya, seperti yang selalu kami idamkan, penyelaman di antara pulau Sambangan dan pulau Genting dan dipandu oleh dive master, pak Asrory. Spot ini merupakan Slope yang cukup dalam, kalau di daratan, slope itu seperti tebing. Terumbu karang yang ada di slope ini luar biasa besar. Yang saya rasakan saat itu agak sedikit seram. penyelaman saat itu mencapai kedalaman 17 meter, karena posisi di slope maka kondisi agak gelap dan air cukup dingin karena cahaya matahari tidak menembus air sampai dalam. terlebih lagi karena terumbu karang yang sangat besar dan kebanyakan jenis Arcopora dan Montipora, sehingga terkesan seperti mulut-mulut monster yang siap menelan. Sayang sekali, kamera underwater yang kami gunakan tewas karena tekanan bawah air sehingga hanya sedikit yang bisa didokumentasikan.
 

Catatan, penduduk di pulau ini sangat sangat baik. saat penyelaman, ada beberapa penduduk yang ikut menemani kami, dan mereka dengan senang hati mengajari kami cara berburu ikan menggunakan alat tradisional yang berbentuk seperti tembakan.

Malam harinya, malam terakhir bagi kami di pulau Sambangan. Syukurlah kami berkesemapatan mencicipi ikan kerapu bebek, ikan mahal itu. Walau ikan yang kami makan adalah ikan yang hampir mati karena dekompresi, hhe.
 



Hari keempat, 7 Oktober 2013. Sedih rasanya harus segera meninggalkan pulau itu, somehow karena kami juga tidak akan bolos kuliah terlalu lama. Perpisahan mengharukan di atas dermaga dengan mas Dani dan mas Arfian, pengelola pulau yang menjadi teman baik selama kami disana. We`ll be back again.

Diberdayakan oleh Blogger.

Instagram

Popular Posts

LATEST POSTS